Yuk simak penjelasan berikut! Tahapan paling awal dalam proses penelitian adalah menentukan topik atau permasalahan yang akan diteliti. Topik atau permasalahan yang akan diteliti dapat diambil dari berbagai sumber yang ada dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh masalah sosial, ekonomi, budaya dan lain sebagainya.
PENDAHULUAN Latar Belakang Siapa pun dari bidang mana pun, orang membutuhkan penelitian untuk meningkatkan usaha yang dilakukan. Tanpa adanya penelitian, pengetahuan pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar meningkat pula pencapaian usaha-usaha manusia. Dalam melakukan penelitian, para peneliti harus mengikuti langkah-langkah atau prosedur penelitian, agar selanjutnya hasil penelitian yang dihasilkan dapat berkualitas. Alur pemikiran penelitian apa pun jenis penelitiannya selalu dimulai dari adanya permasalahan atau ganjalan, yang merupakan suatu kesenjangan yang dirasakan oleh peneliti. Kesenjangan tersebut terjadi karena adanya perbedaan kondisi antara kondisi nyata dengan kondisi harapan. Dengan adanya kesenjangan ini peneliti mencari teori yang tepat untuk mengatasi permasalahan itu. Hasil dari penelitiannya akan digunakan untuk mengatasi permasalahan yang dirasakan. Pada umumnnya alur penalaran untuk berbagai jenis penelitian sebetulnya sama, yaitu memilih masalah, merumuskan masalah, pengumpulan data, analisis data, dan kesimpulan. Maka dalam makalah ini pemakalah akan mencoba menguraikan satu persatu mengenai langkah-langkah atau prosedur dalam melakukan penilitian, selamat membaca. Rumusan Masalah Apa saja persyaratan dalam mengadakan kegiatan penelitian Apa saja prosedur atau langkah-langkah dalam melakukan penelitian PEMBAHASAN Persyaratan Penelitian Tanpa adanya penelitian, pengetahuan tidak akan bertambah maju. Padahal pengetahuan adalah dasar semua tindakan dan usaha. Jadi penelitian sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan, harus diadakan agar meningkat pula pencapaian usaha-usaha manusia. Ada tiga persyaratan penting dalam mengadakan kegiatan penelitian yaitu sistematis, berencana, dan mengikuti konsep ilmiah[1]. Sistematis, artinya dilaksanakan menurut pola tertentu, dari yang paling sederhana sampai kompleks hingga tercapai tujuan secara efektif dan efisien. Berencana, artinya dilaksanakan dengan adanya unsur dengan dipikirkan langkah-langkah pelaksanaannya. Mengikuti konsep ilmiah, artinya mulai awal sampai akhir kegiatan penelitian mengikuti cara-cara yang sudah ditentukan, yaitu prinsip yang digunakan untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Apabila diterapkan dalam kegiatan penelitian maka urutan-urutannya adalah sebagai berikut Penelitian diharapkan pada suatu kebutuhan atau tantangan. Merumuskan masalah, sehingga masalah tersebut jelas menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternative cara untuk pemecahan masalah. Menetapkan hipotesis sebagai titik tolak mengadakan tindakan menentukan alternative pemecahan masalah yang dipilih. Mengumpulkan data untuk menguji hipotesis collection of data as evidence Mengambil kesimpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan dikembalikan kepada hipotesis yang sudah dirumuskan. Menentukan kemungkinan untuk mengadakan generalisasi dari kesimpulan tersebut serta implikasinya di masa yang akan datang. Menurut Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA, ini disebut refleks dan bertujuan untuk menilai pemecahan-pemecahan baru dari segi kebutuhan-kebutuhan masa mendatang[2]. Langkah-langkah Penelitian Sejak mahasiswa berada di tingkat I sebenarnya baik saja dilatih untuk mengadakan penelitian, mulai dengan tingkat penelitian yang paling sederhana. Dengan bimbingan dosen, beberapa mahasiswa dilibatkan dalam kegiatan penelitian. Misalnya saja mulai dari tugas mengumpulkan data membagi dan mengumpulkan kuesioner atau mengolah data tabulasi dan menghitung. Pada tahap berikutnya, para mahasiswa dapat dibimbing menyusun rencana penelitian sampai dengan menyusun laporan. Dilihat dari kedalaman maupun luasnya penelitian, maka terdapatlah berturut-turut bentuk-bentuk laporan penelitian berupa makalah atau paper hasil pembahasan buku-buku, skripsi, tesis, dan disertasi. Walaupun namanya berbeda-beda sehubungan dengan luasnya masalah, dalamnya tinjauan permasalahan dan manfaat yang diharapkan dari tiap-tiap jenis penelitian, namun secara garis besar persyaratannya sama seperti yang telah disebutkan pada pembahasan sebelumnya. Setelah membahas tentang persyaratan penelitian, maka berikut ini akan kami sampaikan langkah-langkah penelitian. Di dalam makalah ini, pemakalah akan menguraikan mengenai langkah-langkah pnelitian secara rinci yang merupakan kegiatan langkah pemikiran yang bersifat praktis. Langkah-langkah penelitian tersebut selengkapnya adalah sebagai berikut Memilih masalah. Studi pendahuluan. Merumuskan masalah. Merumuskan anggapan dasar. 4a. Merumuskan hipotesis. Memilih pendekatan. a Menentukan variable dan b sumber data. Menentukan dan menyusun instrumen. Mengumpulkan data Analisis data. Menarik kesimpulan. Menulis laporan. Langkah ke-1 sampai dengan ke-6 mengisis kegiatan pembuatan rancangan penelitian. Langkah ke-7 sampai dengan ke-10 merupakan pelaksanaan penelitian, dan langkah terakhir sama dengan pembuatan laporan penelitian. Langkah 1 Memilih Masalah Besar maupun kecil, sedikit maupun banyak, setiap orang mesti memiliki masalah. Hanya bedanya, ada masalah yang dapat seketika diatasi, tetapi ada pula yang memerlukan penelitian. Akan tetapi ada masalah penelitian yang tidak dapat dipecahkan melalui penelitian karena berbagai sebab, antara lain karena tidak tersedia datanya. Memilih masalah bukanlah pekerjaan yang terlalu mudah terutama,bagi orang-orang yang belum banyak berpengalaman meneliti. Apabila sudah berpengalaman meneliti, masalah ini akan timbul dalam bentuk keinginan untuk segera dilaksanakan pemenuhannya. Langkah 2 Studi Penduhuluan Walaupun sudah diperoleh suatu masalah untuk diteliti, sebelum menadakan penelitian yang sesungguhnya, peneliti mengadakan suatu studi pendahuluan, yaitu menjaga kemungkinan diteruskannya pekerjaan meneliti. Prof. Dr. Winarno Surachmad menyebutnya sebagai studi eksploratori[3]. Studi pendahuluan juga dimaksudkan untuk mencari informasi yang diperlukan oleh peneliti agar masalahnya menjadi lebih jelas kedudukannya. Langkah 3 Merumuskan masalah Apabila telah diperoleh informasi yang cukup dari studi pendahuluan, maka masalah yang akan diteliti menjadi jelas. Agar penelitian dapat dilaksanakan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi dan dengan apa.[4] Langkah 4 Merumuskan Anggapan Dasar Anggapan dasar adalah sesuatu yang diyakini kebenarannya oleh peneliti yang akan berfungsi sebagai hal-hal yang dipakai untuk tempat berpijak bagi peneliti didalam melaksanakan penelitiannya. Misalkan kita akan mengadakan penelitian tentang prestasi belajar siswa, kita mempunya anggapan dasar bahwa prestasi belajar siswa adalah berbeda-beda, tidak seragam. Jika prestasi belajar ini seragam, maka bukanlah variable yang perlu diteliti. Langkah 4a Hipotesa Jika anggapan dasar merupakan dasar pikiran yang memungkinkan kita untuk mengadakan penelitian tentang permasalahan kita, maka hipotesa merupakan kebenaran sementara yang ditentukan oleh peneliti, tetapi masih harus diteliti, dites, dan diuji pula kebenarannya. Hipotesis merupakan sesuatu dimana penelitian kita condong kesana, sehingga ada yang menuntut kegiatan kita. Langkah 5 Memilih Pendekatan Pendekatan disini maksudnya metode atau cara mengadakan penetlitian seperti halnya eksperimen atau non-eksperimen. Tetapi juga menunjukkan jenis atau tipe penelitian yang diambil, dipandang dari segi tujuan misalnya eksploratif, deskriptif atau historis. Masih ada lagi pandangan dari subjek penelitiannya, missal populasi atau kasus. Penentuan Pendekatan ini akan sangat menentukan apa variable atau objek penelitian yanag akan ditatap. dan sekaligus menentukan subjek penelitian atau sumber dimana kita akan memperoleh data. Langkah 6 Menentukan variable dan sumber data Langkah yang ke-6 ini menjawab pertanyaan Apa yang akan diteliti? Darimana data diperoleh? Kedua pertanyaan tersebut harus didefinisikan dengan jelas supaya dapat ditentukan alat apa yang akan kita gunakan untuk mengumpulkan datanya. Kedua langkah ini dilakukan secara bersamaan. Karena begitu peneliti menyebutkan satu macam apa yang aka ditelitinya, sebaiknya juga menentukan dari mana data untuk variable tersebut harus diperoleh, disarankan menggunakan matriks. Langkah 7 Menentukan dan Menyusun Instrumen Setelah peneliti mengetahui pasti ada yang akan diteliti dan dari mana data bisa diperoleh, maka langkah selanjutnya adalah menentukan dengan apa data akan dikumpulkan. Hal ini sangat bergantung dari jenis data dan dari mana data diperoleh. Contohnya data tingkah laku siswa tentu hanya dapat diperoleh dari guru yang bergaul sehari-hari dengan siswa melalui interview maupun kuosioner. Langkah 8 Mengumpulkan Data Apabila peneliti sudah menentukan data apa saja yang akan dikumpulkan, dari mana data diperoleh dan dengan cara apa, maka dirinya sendiri sudah mengetahui maupun orang lain yang akan membatu, sudah mengetahui pasti apa yang berikutnya dilakukan. Mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang sukar, karena apabila diperoleh data yang salah, kesimpulannya pun juga ikut salah sehingga hasil penelitiannya menjadi palsu[5]. Langkah 9 Analisis Data Data mentah yang dikumpulkan oleh para peneliti akan ada gunanya setelah dianalisis. Analisis dalam penelitian merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting, karena dengan analisa inilah data yang ada akan nampak manfaatnya terutama dengan memecahkan masalah penelitian dan mencapai tujuan akhir penelitian. Tugas menganalisis data tidak seberat mengumpulkan data, baik dari segi tenaga maupun pertanggung jawabannya. Akan tetapi menganalisis data membutuhkan ketekunan dan pengertian terhadap jenis data. Jenis data akan menuntut Teknik analisis data. Misalnya hubungan data nominal tidak dapat dianalisis dengan Teknik korelasi produtct-moment, tetapi sesuai bila dianalisis dengan teknik chi-kuadrat. Demikian pula dengan jenis data yang lain[6]. Langkah 10 Menarik Kesimpulan Langkah ke-10 sebenarnya sudah bisa dibilang langkah terakhir dalam kegiatan penelitian. Pekerjaan meneliti telah selesai, sehingga peneliti tinggal mengambil konklusi dari hasil pengolahan data, dicocokkan dengan hipotesis yang telah dirumuskan. Sesuaikan data yang terkumpul dengan hipotesis atau dugaan peneliti yang sebelumnya. Disinilah peneliti bisa merasa lega karena hipotesisnya terbukti, atau kecewa karena tidak terbukti. Yang harus dimiliki peneliti adalah kejujuran. Dalam menarik suatu kesimpulan penelitian, ia tidak boleh mendorong atau mengarahkan agar hipotesisnya terbukti. Tidak terbuktinya suatu hipotesis bukanlah suatu pertanda bahwa apa yang dilakukan oleh peneliti itu salah dan harus mempunyai tanggung jawab terhadap penelitiannya. Langkah 11 Menyusun Laporan Dalam kehidupan sehari-hari sering kita lihat contoh adanya penemuan-penemuan. Tetapi ada kalanya penemuan itu bukan dari pekerjaan peneliti. Penemuan itu didapat karena coba-coba, dan setelah dirasakan manfaatnya lalu langsung digunakan tanpa sempat dituliskan dalam bentuk laporan. Kegiatan penelitian menuntut agar hasilnya disusun, ditulis dalam bentuk laporan penelitian agar hasilnya diketahui orang lain, serta prosedurnya pun diketahui orang lain sehingga dapat mengecek kebenaran pekerjaan penelitian tersebut. Di dalam menulis laporan penelitian, kita seperti sedang bercerita. Agar apa yang kita ceritakan dapat dipahami oleh pembaca, maka harus diperhatikan persyaratan-persyaratan tertentu. Tentu saja penulisan laporan penelitian, berbeda dengan aturan menulis cerita novel atau sejarah. Penelitian adalah suatu kerja ilmiah, maka laporan yang dibuat harus mengikuti aturan-aturan penulisan karya ilmiah[7]. Serta formatnya pun harus sesuai dengan ketentuan dan ketetapan pada tiap-tiap fakultas ataupun perguruan tinggi masing-masing. KESIMPULAN Penelitian atau penggunaan metode ilmiah secara sistematis tidak dapat dipisahkan dengan pertumbuhan ilmu pengetahuan, baik bagi ilmu-ilmu alam maupun ilmu-ilmu sosial karena ilmu pengetahuan merupakan hasil menelaah atau investigasi ilmiah. Jadi bisa dikatakan pertumbuhan ilmu pengetahuan merupakan andil kegiatan penelitian yang selama ini dilakukan oleh para ilmuan. Hal tersebut menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan memiliki kepentingan dengan penemuan pengetahuan-pengetahuan baru yang sebenarnya teruji secara ilmiah yang dapat berwujud dalil teori atau generalisasi. Syarat penting dalam mengadakan kegiatan penelitian adalah sistematis, berencana dan mengikuti konsep ilmiah adalah sistematis, berencana dan mengikuti konsep ilmiah. Langkah-langkah penelitian yang diajukan antara lain Memilih masalah 2.. Studi pendahuluan Menemukan masalah Merumuskan anggapan dasar Merumuskan hipotesis Memilih pendekatan Menentukan variabel dan sumber data Menentukan dan menyusun instrumen Mengumpulkan data Analisis data Menarik kesimpulan Menyusun Laporan DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian. Jakarta PT. Rineka Cipta . Faisal, Sanapiah. 2005. Format-Format Penelitian. Jakarta PT. Raja Grafindo Persada. Subagyo, P. Joko. 2015. Metode Penelitian dalam Teori dan Prektik. Jakarta PT. Rineka Cipta Hadi, Prof. Drs. Sutrisno. 1976. Metodologi Reseach, Jilid 1 Cetakan IV. Yogyakarta Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM. Surachmad, Prof. Dr. Ed Winarno. 1972. Dasar dan Teknik Research. Bandung Penerbit Tarsito, [1] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. Jakarta PT. Rineka Cipta . 2014. hal. 59 [2] Prof. Drs. Sutrisno Hadi MA Metodologi Reseach, Jilid 1 Cetakan IV, Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta 1976, hal. 8. [3] Prof. Dr. Ed Winarno Surachmad Dasar dan Teknik Research, Bandung Penerbit Tarsito, 1972, hal. 97. [4] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. Jakarta PT. Rineka Cipta . 2014. Hal. 63 [5] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. Jakarta PT. Rineka Cipta . 2014. hal. 65 [6] P. Joko Subagyo. Metode Penelitian dalam Teori dan Prektik. Jakarta PT. Rineka Cipta. 2015. hal. 105 [7] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian. Jakarta PT. Rineka Cipta . 2014. hal. 395Dalampenelitian tindakan kelas, observasi merupakan upaya untuk merekam segala peristiwa/kegiatan yang yang terjadi selama tindakan perbaikan itu berlangsung dengan atau tanpa alat bantu tertentu. Hal penting untuk dicatat pada kesempatan ini adalah kadar interpretasi yang terlibat dalam rekaman hasil observasi. c. Diskusi balikan Penelitian dapat disebut penting bila terdapat permasalahan penelitian. Jadi, sebelum melakukan riset, seseorang harus menentukan masalah penelitian terlebih dahulu. Lalu, apa sebenarnya masalah penelitian itu? Baca penjelasan dalam artikel ini hingga habis ya karena akan ada contoh masalah penelitian juga. Masalah berarti adanya penyimpangan dalam suatu kondisi atau situasi dari batas-batas toleransi maupun aturan yang sudah ditetapkan. Dari masalah tersebut maka akan berkembang menjadi beberapa pertanyaan, seperti penyebab masalah, bagaimana dampaknya, dan lain sebagainya. Lalu, semua jawaban dari pertanyaan tersebut dijabarkan dalam karya tulis ilmiah. Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI mengartikan penelitian sebagai kegiatan mengumpulkan, mengolah, menganalisis serta menyajikan data secara sistematis sekaligus objektif untuk memecahkan sebuah masalah atau menguji hipotesis. Lalu, apa sebenarnya masalah penelitian, bagaimana cara mengembangkannya, dan kondisi apa yang bisa membuat penyimpangan dikategorikan sebagai masalah penelitian? Untuk tahu jawabannya, baca penjelasan berikut! Daftar Isi 1Apa Itu Masalah PenelitianSumber Masalah Penelitian Non Formal1. Pengalaman2. Konsensus atau kesepakatan3. Fenomenologi4. KonjekturSumber Masalah Penelitian Formal1. Analogi2. Rekomendasi penelitian lain3. RenovasiMemilih Masalah Penelitian1. Aktual2. Masalah baru3. Memadai4. Praktis5. Sesuai kemampuan6. Memiliki dukunganContoh Masalah Penelitian KualitatifContoh Masalah Penelitian Kuantitatif Apa Itu Masalah Penelitian Berdasarkan penjelasan di atas, masalah penelitian berarti penyimpangan dari suatu kondisi terkini yang perlu dipecahkan atau diuji secara sistematis. Tapi tidak semua persoalan dapat dikembangkan menjadi permasalahan penelitian. Suatu masalah dalam penelitian dapat dikembangkan bila mencakup Ada kesenjangan atau penyimpangan dari yang seharusnya terjadi, berdasarkan teori atau fakta empiris termuan penelitian terdahulu, dengan kenyataan. Persoalan tersebut dapat dikembangkan menjadi pertanyaan serta hipotesis. Pertanyaan dari persoalan tersebut memungkinkan untuk dijawab dengan lebih dari satu kemungkinan. Masalah penelitian dapat muncul dari berbagai sumber, seperti pengalaman peneliti dalam kehidupan sehari-hari maupun kendala yang dialami oleh banyak orang terhadap suatu kondisi hingga perdebatan kebijakan pemerintah. Singkatnya, sumber masalah penelitian dapat berasal dari berbagai macam kondisi. Sumber masalah penelitian dapat terbagi menjadi 2 jenis, yakni formal dan non formal. Sumber Masalah Penelitian Non Formal Berikut sumber masalah yang diidentifikasi secara non formal 1. Pengalaman Pengalaman peneliti dalam kehidupan sehari-hari dapat menjadi sumber permasalahan untuk dikaji dalam sebuah penelitian asalkan memenuhi tiga faktor sebuah permasalahan dapat dikembangkan menjadi penelitian. 2. Konsensus atau kesepakatan Masalah penelitian dapat muncul dari hasil kesepakatan. Contohnya persetujuan dari para ahli di bidang yang sama mengenai suatu persoalan yang terjadi. Umumnya pendekatan ini diterapkan oleh para ilmuwan yang sudah ahli dalam bidangnya. 3. Fenomenologi Berarti peneliti menemukan permasalahan baru dari fenomena atau kejadian yang dapat diteliti. Pendekatan ini paling sering digunakan oleh peneliti pemula, misalnya mahasiswa semester akhir ketika mencari tema untuk membuat skripsi. Latar belakang penelitian dibuktikan secara empiris atau faktual. 4. Konjektur Permasalahan dapat ditemukan secara naluriah dan tanpa dasar yang jelas. Orang-orang yang memiliki intuisi kuat dan peka terhadap fenomena penelitian biasanya mudah melakukannya. Asalkan latar belakang dari permasalahan tersebut bisa dijelaskan, maka bisa dikembangkan menjadi sebuah penelitian ilmiah. Sumber Masalah Penelitian Formal Sementara itu, berikut sumber masalah penelitian secara formal 1. Analogi Peneliti dapat menemukan masalah dari mengadaptasi masalah suatu pengetahuan dan menerapkannya dalam bidang pengetahuan baru. Namun, kedua bidang tersebut harus sesuai. 2. Rekomendasi penelitian lain Permasalahan dapat ditemukan dari rekomendasi hasil suatu penelitian. Jadi, peneliti akan merekomendasikan suatu masalah kepada peneliti lain pada bagian akhir jurnal. Di dalamnya, peneliti juga akan menjabarkan keterbatasan, kesimpulan dari penelitian itu, dan saran untuk peneliti lain. Tujuan pendekatan ini adalah untuk mengkaji hal-hal yang belum terungkap untuk memperkaya teori sehingga suatu saat ilmuwan lain dapat menemukan jawaban final. Umumnya, pendekatan ini dilakukan oleh ilmuwan dalam bidang kedokteran atau farmasi. 3. Renovasi Renovasi berarti peneliti menemukan permasalahan dengan cara mengganti, mengurangi, maupun menambahkan unsur baru untuk memperkaya suatu teori yang sudah ada dari penelitian sebelumnya. Baca juga Analisis Jurnal dan Formatnya Memilih Masalah Penelitian Jika sudah menemukan sejumlah masalah penelitian, peneliti perlu menyeleksi beberapa agar lebih fokus dalam melakukan riset. Ada sejumlah faktor yang dapat dijadikan pertimbangan dalam memilih masalah penelitian 1. Aktual Aktual berarti sedang terjadi atau up to date. Artinya, masalah tersebut benar-benar sedang terjadi di masyarakat. Misalnya seperti pandemi Covid-19 pada akhir 2019 lalu, ilmuwan berusaha meneliti virus corona jenis baru yang menulari manusia. 2. Masalah baru Baru dalam hal ini berarti masalah tersebut sama sekali belum terungkap oleh penelitian sebelum-sebelumnya. 3. Memadai Memadai maksudnya masalah tersebut masih dapat dijangkau atau ruang lingkupnya tidak terlalu luas maupun sempit. 4. Praktis Masalah yang dipilih harus praktis, sehingga ketika diterapkan tidak membuat pemborosan sumber daya tanpa adanya manfaat apapun. 5. Sesuai kemampuan Ini adalah hal penting. Jadi, peneliti harus memiliki kemampuan sesuai bidang yang akan diteliti. Sehingga dapat mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya kelak. 6. Memiliki dukungan Ingat, penelitian juga memerlukan biaya untuk melakukan riset dan lain sebegainya. Peneliti dapat mengajukan penelitiannya kepada sponsor dari instansi di bidang yang sama untuk mendapat sokongan dana. Contoh Masalah Penelitian Kualitatif Berikut salah satu contoh masalah penelitian kualitatif beserta judulnya āDAMPAK PSIKOLOGI REMAJA PELAKU KLITIH DI SLEMANā Masalah penelitian ini adalah Dalam satu tahun terakhir telah terjadi 50 kasus klitih atau begal terhadap pengendara motor dengan nomor polisi bukan AB. Sebagian pelaku masih remaja, berusia 15 ā 17 tahun. Mereka kerap melukai korban menggunakan senjata tajam. Psikolog sempat menjelaskan bahwa para pelaku klitih merupakan golongan anak yang kurang diperhatikan orang tua mereka. Penjabaran tersebut yang melatarbelakangi munculnya ide penelitian, yakni mengetahui dampak psikologi para pelaku klitih yang masih remaja. Contoh Masalah Penelitian Kuantitatif Contoh judul penelitian kuantitatif PENGARUH INTENSITAS PAPARAN BERITA HOAX DI TWITTER PADA PENGGUNA BERUSIA 18-20 TAHUN TERHADAP KESEHATAN MENTAL Berita hoax semakin merajalela di media sosial, khususnya Twitter. Sementara pengguna Twitter usia 18 ā 20 tahun sebesar 51% dari total keseluruhan. Sementara berita hoax dapat menyebabkan sejumlah dampak buruk bagi pembaca yang percaya, termasuk gangguan kesehatan mental. Uraian di atas melatarbelakangi peneliti dalam mencari tahu apakah paparan berita hoax di Twitter dapat memengaruhi kondisi mental pengguna berusia 18 hingga 20 tahun. Itulah penjelasan lengkap dari masalah penelitian. Jangan sampai keliru ya. Selain masalah penelitian, pahami betul juga mengenai beberapa masalah dalam penelitian seperti berikut ini. Isi dan Contoh Proposal Penelitian Lampiran Dalam Skripsi Cara Mencari Jurnal Internasional
Padadasarnya merupakan rumusan fenomena yang akan dijawab dalam penelitian. Masalah sebagai fenomena, berarti sebuah gejala sehingga untuk mendapatkannya dapat ditelusuri dari sumber fenomena tersebut. Sedangkan sebagai rumusan pokok maka seharusnya masalah, menjadi hal yang pertama dicari, dirumuskan dan dibatasi oleh seorang peneliti.
Tahap pertama yang perlu dilalui untuk melakukan penelitian adalah mendefinisikan dan memberikan batasan terhadap masalah penelitian research problem. āMasalah penelitian research problem adalah sebuah pernyataan statement yang jelas dan pasti mengenai sebuah hal yang menjadi perhatian, sebuah kondisi yang perlu ditingkatkan, sebuah kesulitan yang perlu dieliminasi, atau sebuah pertanyaan mengganggu yang ada pada karya ilmiah baik secara teori ataupun praktik yang menunjukkan bahwa terdapat kebutuhan akan pemahaman dan investigasi yang lebih dalamā Bryman, 2007. Jika kita tidak dapat mendefinisikan dan membatasi masalah penelitian maka pertanyaan penelitian research question, yang merupakan tahap kedua dari proses penelitian, tak akan dapat diformulasikan. Puluhan atau bahkan ratusan situasi / fenomena terjadi di sekeliling kita seperti orang-orang yang tinggal di jalanan, ketidak hadiran siswa di sekolah, tawuran antar siswa, perdagangan narkotika, tingkat stres warga perkotaan, dan lain sebagainya. Situasi ini sangatlah beragam dan luas sehingga membatasinya menjadi penting agar penelitian yang kita lakukan menjadi lebih terarah mengingat banyaknya faktor yang perlu diperhatikan. Dua langkah berikut perlu kamu lakukan untuk mentransformasi sebuah situasi umum atau topik yang menarik menjadi sebuah masalah penelitian yang terdefiniskan dan terbatas 1. Mendeskripsikan Latar Belakang dari Masalah yang Diteliti Untuk mendeskripsikan apa yang terjadi di balik sebuah situasi / fenomena, kita harus melakukan analisa terhadap pihak-pihak yang terlibat, sudut pandang yang ada sekarang, faktor-faktor penyebab situasi, konsekuensi yang mungkin terjadi, dan teori-teori yang dapat menjelaskan situasi. Maka dari itu data-data seperti gambar, video, pengamatan langsung terhadap situasi, percakapan dengan orang-orang yang terlibat dan pihak ahli, serta peninjauan literatur akan membantumu memahami situasi tersebut lebih dalam. Dengan analisa yang dilakukan, pertanyaan-pertanyaan yang lebih menjurus terhadap topik pun akan mulai muncul. Sebagai contoh, jika terdapat banyak orang yang hidup di jalanan, kita harus mengetahui kebijakan apa saja yang telah dibuat untuk mengatasi masalah tersebut, hal apa saja yang telah dipelajari dari fenomena, masalah lain apa yang memiliki keterkaitan dengan situasi ini, lembaga apa saja yang ikut mendukung, dan bagaimana pandangan para tuna wisma sendiri terhadap kondisinya atau pandangan pihak lain yang tinggal di sekitarnya. Dengan memiliki pengetahuan lebih mengenai sebuah situasi dan sebuah daftar masalah yang mungkin untuk diinvestigasi, akan lebih mudah untuk kita mendefinisikan dan membatasi masalah. 2. Definisi dan Pembatasan Masalah Penelitian research problem Di langkah kedua ini, kita harus memilih salah satu masalah yang teridentifikasi dari proses analisa dan mendefinisikan tujuh aspek dari masalah tersebut. a. Conceptual delimitation definisikan masalah secara singkat, padat & jelas dengan menjawab dua pertanyaan di bawah. Bagaimana masalah tersebut didefinisikan pada studi lainnya?Bagaimana penamaan dari masalah tersebut di studi lain? Menjawab dua pertanyaan di atas akan memberimu jawaban tentang apa yang harus diteliti. Sebagai contoh, jika kamu tertarik dengan fenomena semakin banyaknya orang yang tinggal di jalanan, kamu harus menyadari awarebahwapenamaan dari masalah ini di studi sebelumnya adalah tunawisma, dan kamu harus mendefinisikan konsepnya berdasarkan studi yang sudah ada. b. Relevansi dari masalah mengapa masalah ini penting untuk diinvestigasi? Ini dapat dijawab dengan lima parameter di bawah. Risiko dari masalahBiaya ekonomi, politik dan kemanusiaan yang terkait dengan masalahApakah jumlah masalah meningkat atau menurun dalam waktu dekat ini?Apakah masalah telah menyebar ke daerah lain?Apakah hal ini telah disadari sebagai masalah atau tidak? Menjawab lima parameter di atas akan memberimu alasan mengapa penelitian ini penting untuk dilakukan. c. Penerapan apakah mungkin hasil dari penelitian ini dapat digunakan secara praktis, teoritis dan akademis? Ini dapat dijawab dengan dua parameter di bawah. Dampak apa sajakah yang akan dirasakan ketika kita mengetahui lebih banyak mengenai masalah ini?Di bidang apa saja peningkatan ilmu mengenai masalah ini akan memberikan kontribusi? Menajawab dua parameter di atas akan memberimu alasan mengenai kegunaan dari penelitian. d. Batasan fisik-geografik jika kamu memiliki sumber daya yang terbatas, tidak mungkin untuk kamu meneliti masalah yang sama di banyak tempat. Tentukan prioritas. Di mana saja masalah ini terjadi?Di daerah mana masalah ini dapat diteliti dengan lebih mendalam? Kita harus memberikan alasan yang jelas mengapa sangat penting untuk meneliti masalah tersebut di lokasi yang dimaksud. Menjawab dua pertanyaan di atas akan memberimu batasan dimana masalah akan diteliti. e. Batasan waktu apakah mungkin masalah tersebut hanya terjadi pada waktu-waktu tertentu? Masalah bisa saja terjadi tergantung dengan musim, bulan, atau tahun tertentu. Peneliti harus menunjukkan alasan dibalik dipilihnya waktu tertentu untuk melakukan penelitian tersebut. Ini akan memberimu jawaban kapan sebaiknya penelitian dilakukan. f. Latar belakang aspek ini membicarakan tentang studi sebelumnya pada masalah yang sedang diteliti. Penulis harus memberi tahu pembaca tentang Apa yang telah diketahui dan tidak diketahui mengenai masalah ini?Bagaimana masalah tersebut telah diinvestigasi? Metode & data seperti apa yang digunakan?Aspek apa yang masih diperdebatkan mengenai masalah ini di literatur yang ada? Menjawab pertanyaan di atas akan membantu peneliti memahami aspek apa yang belum diteliti atau memerlukan pemahaman yang lebih dalam dan begaimana penelitian yang sedang dilakukan akan menutupi kekurangan tersebut. g. Formulasi interogatif kita harus mempertanyakan alasan-alasan di balik penyebab dari masalah, konsekuensi dari masalah, solusi-solusi yang mungkin diterapkan, dan bandingkan terjadinya masalah di tempat atau waktu yang berbeda. Ini akan membantu penulis memformulasikan pertanyaan penelitian. Akan sangat baik jika kamu dapat menuliskan tujuh aspek dari masalah ini. Dari sana kamu dapat mengevaluasi apakah masalah sudah didefinisikan dan dibatasi dengan baik? Dan apakah penelitian ini akan bermanfaat jika dilaksanakan? Cara Mengetahui Jika Masalah Telah Didefinisikan dan Dibatasi dengan Baik Untuk mengetahui apakah masalah telah didefinisikan dan dibatasi dengan baik, kondisi-kondisi berikut harus terpenuhi Ringkas dan padat masalah harus dituliskan dengan singkat, padat, jelas dan mudah untuk walaupun tingkat pentingnya masalah merupakan hal yang sangat relatif dan subjektif, penulis harus pandai untuk menyajikannya sehingga sumber daya yang digunakan tidak akan terbuang dengan sia-sia. Tingkat relevansi juga bergantung pada bagaimana penulis menjelaskan efek dari masalah, risiko serta kontribusi penelitian dengan ringkas & masalah penelitian yang diangkat harus dibatasi oleh ruang geografis, waktu dan latar sangat dianjurkan agar masalah penelitian merupakan suatu yang benar-benar terjadi dan menyasar satu masalah spesifik yang terjadi di satu daerah tertentu. Jika penulis berusaha untuk membahas banyak hal, penelitian menjadi tidak fokus dan sulit untuk mendapatkan hasil yang sesuai.
kDijK. 145 90 133 399 306 76 108 97 297